Jumat, 13 Mei 2011

Masyarakat Multikultural

BAB.5

MASYARAKAT

MULTIKULTURAL

A. Pengertian Masyarakat Multikulturaal

Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu musyarakat. Kata masyarakat berasal dari kata musyarak, yang artinya bersama‑sama atau sebelah‑menyebelah. Jadi, masyarakat berarti kumpulan bersama. Kata musyarakat dalam pemakaian di Indonesia diucapkan dan ditulis masyarakat. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin sociaus yang artinya kawan. Masyarakat adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu identitas bersama. Dari definisi itu masyarakat memiliki ciri‑ciri sebagai berikut :

1. Adanya kesatuan manusia yang berinteraksi secara berkesinambungan

2. Menempati suatu wilayah tertentu

3. Adanya suatu sistem norma yang mengatur warganya

4. Adanya ikatan adat istiadat yang khas

5. Terikat oleh rasa identitas bersama.

Multikultural berasal dari dua kata, yaitu multi yang berarti banyak, dan kultur artinya kebudayaan. Masyarakat multikultural berarti masyarakat memiliki berbagai kebudayaan, misalnya ilmu pengetahuan, sistem kekerabatan, bahasa, religi, kesenian, teknologi, dan sistem mata pencaharian hidup.

Terbentuknya masyarakat multikultural karena adanya proses sosial dan perubahan sosial. Proses dan perubahan sosial terjadi karena adanya mobilitas sosial.

Masyarakat multicultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda.Istilah ini umunya dipakai untuk menggambarkan sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda-beda kebudayaan .Kelompok atau suku-suku bangsa ini umumnya yerikat oleh sebuah kepentingan bersama (the desire to be together) yang bersifat formal,yakni dalam bentuk sebuah negara.Dalam kosa kata sehari-hari ,masyarakat multicultural ini lebih dikenal sebagai masyarakat majemuk.

J.S.Furnival mendefinisikan masyarakat multicultural atau majemuk sebagai masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok yang secara cultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.Sementara Nasikun mendefinisikn masyarkat majemuk sebagai suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yng berbeda di antara berbagai kesatuan social yang menjdi anggotanya ,sehingga para anggota masyarakatnya kurang memiliki loyalitas terhadap

1

masyarakat sebagai suatu keseluruhan ,kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.

Pierre L. van den Berghe menyebutkan beberapa karakteristik masyarakat majemuk.Di antaranya sebagai berikut.

· Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.

· Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.

· Kurang mengembangkan consensus di antara para angota –anggotanya

· Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.

· Secara relatif integrasi social tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

· Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.

Menurut susunan dan komunitas etniknya ,msyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kategori,yaitu :

· Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang adalah masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah etnik yang lebih kurang mempunyai kekuatan kompetitif yang seimbang.

· Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan adalah masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang. Salah satu kelompok memiliki kekuatan kompetitif yang lebih besar daripada kelompok lain.

· Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan adalah masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas etnik yang kekutan kompetitifnya tidak seimbang .Namun demikian,kolompok etnik minoritas dalam masyarakat ini mempunyai keunggulan kompetitif sehingga mendominai kehidupn politik atau ekonomi masyarakat.

· Masyarakat majemuk dengan fragmentasi adalah masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah besar kelompok etnik tetapi semuanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak ada suatu kelompok pun yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.Dalam masyarakat seperti ini biasanya potensi konflik sangatlah besar karena rendahnya kemampuan coalition building

Masyarakat Indonesia Sebagai Masyarakat Multikultural.

Salah satu contoh masyarakat majemuk atau multikutural adalah masyarakat Indonesia.Secara horizontal ,masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa.Hildred Geertz menyebutnya lebih dari tiga ratus suku bangsa dengan bahasa dan identitas kebudaya

2

an yang berbeda-eda.Skiner menyebutnya lebih dari 35 suku bangsa.Selain suku bangsa,masyarakat Indonesia juga terdiri dari masyarakat dengan identitas agama yang berbeda-beda.

Beberapa kelompok masyarakat masih menganut animisme dan dinamisme .Sementara sebagian besar masyarakat menganut agama-agama besar, yakn islm,Katolik,Protestan,Hindu, Budha, dan Konghucu. Secara vertical ,masyarakat Indonesia dapat dibagi atas kelompok masyarakat kelas atas (upper class) ,kelompok masyarakat kelas menengah(middle class), dan kelompok masyarakat kelas bawah (lower class).Masing-masing kelompok masyarakat ini juga memiliki pola perilaku yang sedikit banyak berbeda.

Beberapa factor yanag mendorong terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia adalah:

· Keadaan geografis Indonesia

Dari jejak sejarah bangsa Indonesia berasal dari yunan yaitu suatu wilayah di Tiongkok bagian selatan. Mereka dating secara bergelombang dalam waktu dan jalur yang berbeda. Di Indonesia, mereka menyebar an mendiami sekitar 13.600 pulau. Kondisi geografis yang terpisah-pisah ini mengakibatkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian pulau tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang sedikit banyak terisolasi dengan yang lain. Mereka kemudian mengembnagkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan lainya yang berbeda satu dengan lainya.

· Pengaruh Kebudayaan asing

Indonesian terletak pada posisi silang antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudera Pasifik serta dua benua, yakni Benua asia dan Benua Australia. Kondisi yang strategis ini menjadi daya tarik terdiri bagi bangsa-bangsa asing untuk dating, singgah dan menetap di Indonesia. Ada yang datang untuk berdagang, ada pula yang datang untuk menyebarkan agama yang dianutnya, sejak 400 tahun SM, para pedagang kebudayaan Hindhu dan Budha dari India dan Cina berdatangan ke Indonesia. Kemudian, pada sekitar abad ke-13 pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda. Dari Interaksi mereka, terjadi amalgamasi (kawin campur) dan asimilasi budaya antar kaum pendatang dan penduduk asli sehingga membentuk ras, subras, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.

· Iklim yang berbeda

Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dan daerah lain di kawasan Indonesia

menimbulkan kondisi alam yang berbeda . kondisi ini akhirnya membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda pula. Akibatnya terjadilah keanekaragaman regional antara daerah-daerah di Indonesia.

3

Ciri Kemajemukan Masyarakat Indonesia

Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat secara horizontal dan vertical.Secara horizontal antara lin dapat kita lihat dari keberagaman ras,suku bangsa,agama.Sementara secara vertical dapat kita lihat dari pelapisan social masyarakat yang terbagi atas pelapisan social dalam masyarakat pertanian ,serta pelapisan social dalam masyarakat feudal.

a)Kemajemukan Masyarakat Indonesia Berdasarkan Ras

Sebagian besar penduduk Indonesia termasuk ras Mongoloid yang menjadi tipologi umum masyarakat Benua Asia.Ras Mongoloid yang ada di Asia terdiri dari subras asia Mongoloid dan Melayu Mongoloid.Subras Melayu Mongoloid terdiri dari Proto Melayu (Melayu Tua),yaitu penduduk yang dating lebih awal ke wilayah Indonesia dan Deutro Melayu ,yaitu penduduk yang dating sesudah Proto Melayu.Kelompok masyarakat ras Melayu Mongoloid umumnya menetap di Pulau jawa ,Pulau sumatera,Pulau Sulawesi ,dan kepulauan sekitarnya.

Selain subras Melayu Mongoloid ,sebagian masyarakat Indonesia juga termasuk subras papua Melanesoid (termasuk ras Negroid) yang umumnya menetap di pulau Papua ,Pulau Aru ,dan sekitarnya.Terdapat pula subras Negrito(termauk ras Negroid) yang antara lain adalah orang Semang di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di Pulau Andaman .Terdapat juga subras Asia Mongoloid terutama etnis cina yang telah ada sebelum kedatangan orang Eropa ke Indonesia. Terdapat pula subras weddoid yang antara lain adalah orang sakai di riau, orang Tomuna di pulau Muru, orang kubu di Sumatera selatan dan jambi, orang Mentawai di kepulauan Mentawai. Ada juga ras Kaukasoid, sepert orang-orang keturunan Arab, Pakistan, India, dan eropa yang dating ke Indonesia baik melalui perdagangan maupun penjajahan.

Seperti telah dikemukakan bahwa pembagian masyarakat Indonesia menurut ras lebih didasarkan pada ciri-ciri fisik. Olah karena itu, walaupun dalam satu ras, masyarakat tersebut memiliki banyak perbedaan, baik dari segi budaya maupun bahasa. Contohnya, orang padang di Pulau Sumatera dan Orang Jogjakarta di Pulau Jawa adalah sama-sama termasuk ras Melayu Mongoloid. Namun, keduanya memiliki budaya dan bahasa yang berbeda.Pada saat ini berbagai ras yang ada dalam masyarakat telah hidup membaur menjadi satu. Misalnya, ada orang Papua yang menetap di jawa dan sebaliknya ada orang jawa yang menetap di Papua. Hal ini bisa dimungkinkan karena ciri-ciri fisik tiap ras tidak memberikan superioritas tertentu dalam interaksi social. Kenyataan ini didukung pula oleh paham nonrasialisme yang dianut masyarakat Indonesia.

Memang dalam sejarah manusia, pandangan terhadap ras terkadang tidak berhenti pada tanda-tanda ciri fisiknya saja, namun juga menyangkut karakter orang-orangnya. Inilah yang disebut stereotype, yaitu parasangka seseorang maupun masyarakat yang didasari pada kesan umum yang dipercayai tentang sifat-sifat dan karakter kelompok ras tertentu. Contoh, pandangan bahwa ras Aria ( Jerman ) merupakan ras ungul dibandingkan dengan ras

4

berwarna lainya. Pandangan ini lebih bersifat sebagai sebuah pendapat yang subyektif dan cenderung tidak ilmiah, karena secara biologis setiap ras memeilikim kelebihan dan kekuranganya. Pandangan yang Stereotipe seperti ini seringkali memicu perilaku yang diskriminatif terhadap ras lain (rasis), seperti yang terjadi dijerman dengan gerakan “Neo Nazi-nya” yang anti orang kulit berwarna.

Di indonesia, sikap rasis pernah terjadi pada jaman kolonial Belanda yang mengelompokkan masyarakat berdasarkan rasnya . Seperti, golongan Eropa menempati strata tinggi, golongan Timur Asing pada Strata kedua, dan golongan Pribumi (bumi putra) pada strata paling bawah .

Masing-masing strata memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Misalnya, orang dari strata tinggi boleh bersekolah sampai tingkat tinggi, sedangkan orang dari strata bawah hanya boleh sampai sekolah dasar (Sekolah Rakyat). Namun, setelah kemerdekaan, kedudukan setiap ras dalam masyrakat Indonesia sejajar. Hak dan Kewajibanya sama pula.

b).Kemajemukan Masyarkat Indonesia Berdasarkan Suku Bangsa

Kemajemukan masyarakat Indonesia juga ditandai dengan beragamnya suku bangsa (etnis) yang mendiami pulau-pulaunya. Kemajemukan ini tidak terlepas dari berbagi factor yang mempengaruhinya, seperti factor lingkungan alam. Bentuk geografis,iklim, dan kesuburan tanah akan mendorong masyarakat setempat untuk mengembangkan pola-pola adaptasi tertentu agar daoat bertahan hidup. Pola-pola adaptasi ini kemudian membentuk kebudayaan yang menjadi pedoman hidup sekaligus ciri pengenal yang membedakanya dari suku atau kebudayaan lain.

Kalau kita menengok kreteria suku bangsa atau etnis yang ada, kita akan menemukan ciri-ciri etnis sebagai berikut .

· Adanya kesamaan keturunan (ciri fisik).

· Adanya kesamaan bahasa daerah (bahasa ibu)

· Adanya kesamaan kesenian

· Adanya kesamaan adat istiadat ( tradisi)

· Adanya kesamaan kebangsaan

· Adanya gabungan dari ciri-ciri tersebut

Secara garis besar suku bangsa yang ada di Indonesia adalah sebagi berikut.

· Pulau sumatera didiami oleh beberapa suku bangsa seperti suku Aceh,Minangkabau, Melayu,Bengkulu,Batak,Mentawai,Nias,Kubu,Palembang dan Lampung Pulau

· Kalimantan didiami suku Dayak,Banjar,Melayu,dan suku pendatang, seperti suku Bugis/Makasar, Jawa dan Madura

· Pulau Jawa didiami oleh suku Jawa, Sunda, Badui,Tengger dan Betawi.

· Pulau Sulawesi di diami berbagi suku, seperti Minahasa, Sangir,Bolang Mangondo, Gorontalo,Toraja,Buton,Bugis,Makasar dan Mandar.

5

· Pulau Bali di diami oleh berbagi suku seperti orang Bali,Aga (Bali Asli) dan orang bali pendatang yang merupakan pelarian zaman Majapahit.

· Pulau Papua di diami ratusan suku bangsa. Diantaranya adalah Waigeo,Bantanta, Salawati,Misol,Sentani,Timika dan Asmat

· Diwilayah Maluku di diami suku Ambon, kei, Tual, Dobo,Morotai,Tidore, Makian, Bacan, Saparua, Nusa Laut, Kayeli, dan sebagainya

· Diwilayah Nusa Tenggara di diami suku-suku Bangsa, seperti suku Sasak,Dompu,Mbojo, Helong, Dawan,Sawu,Timor,Lio,Alor,Larantuka dan Manggarai.

Apa yang dihadirkan diatas masih merupakan bagian kecil dari keseluruhan suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Sebuah suku bangsa biasanya mendiami satu daerah tertentu, misalnya, satu kelurahan atau satu kecamatan,kabupaten bahkan sebuah pulau. Contoh, suku-suku yang mendiami Pulau Flores antara lain suku Manggarai,Suku Ngada, Suku Lio, Suku Maumere dan Suku Larantuka.

Setiap suku bangsa memiliki adat dan bahasa yang berbeda serta mendiami kelima kabupaten yang ada dipulau ini.Walaupun memiliki kebudayaan yang berbeda, sebagai konsekuensi hidup bersama dalam satu paying negara, suku-suku bangsa di Indonesia membentuk pola adaptasi bersama yang kemudian berkembang menjadi kebudayaan nasional. Contonya, penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan nasional (resmi) disekolah, perkantoran, media massa, dan sebagainya yang berlaku disemua suku bangsa di Indonesia. Selain kebudayaan nasional, terdaoat kebudayaan lokal yaitu kebudayaan yang terbentuk dari interaksi antar suku bangsa diwilayah tertentu. Dalam kebudayaan lokal tidak terdapat budaya dominan dari suku bangsa tertentu. Contoh, kebudayaan dikota-kota besar, seperti Jakarat, dan Medan.Kita harus sadar bahwa dalam kemajemukan suku bangsa, terdapat kemajemukan budaya. Ini bearti pula ada perbedaan nilai dalam melihat sesuatu. Karena itu, sikap-sikap Etnosentrisme sangatlah tidak tepat dikembangkan dalam masyarakat majemuk, seperti Indonesia ini.

c).Kemajemukan Mastarakat Indonesia Berdasarkan Agama

Sebelum kedatngan agama-agama besar ke Indonesia ,penduduk asli Indonesia telah memiliki kepercayaan kepada sesuatu yang gaib,yakni kepada kekuatan-kekuatan yang menguasai alam (dinamisme) dan kepada roh-roh nenek moyang(animisme).Kedatangan para pedagang dari berbagai bangsa ke Indonesia sekitar abad ke-4 hingga awal abad ke-16 ,bukan semata-mata untuk tujuan perdagangan .Di sela-sela aktivitas mereka dalam berdagang ,para pedagang ini juga membawa misi keagaman ,yaitu menyebarkan agama yang di anutnya.

Pedagang dari India menyebarkan agama hindu dan budha.Pedagang dari Gujarat membawa agama Islam .Pedagang Portugis ikut berperan membawa agama Katolik .Pedagang Belanda ikut berperan membawa agama Protestan,serta pedagang-pedagang lain yang menyebarkan agama ,seperti Kong Hu Chu, dan sebagainya.

6

Dari interaksi para pedagang dengan penduduk asli,agama-agama tersebut kemudian berkembang dan menyatu dengan kebudayaan penduduk asli.Maka tidaklah hran ,kalau kita menemukan berbagai corak kehidupan beragama yang beragam dalam masyarakat kita.Contoh,adanya praktik keagaman masyarakat yang berbeda antara masyarakat yang satu dan yang lainnya meskipun keduanya menganut agama yang sama.Misalnya praktik keagaman masyarakat Hindu bali yang berbeda dengan praktik keagaman masyarakat Hindu di Tengger (Jawa Timur), atau tata cara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Surakarta dan di Yogyakarta yang disebut “sekaten”berbeda dengan Kegiatan yang sama di Semarang yang di sebut “dukderan”.

Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk ini ,perbedaan agama merupakan realita social yang harus disikapi secara bijaksana .Agama diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia agar dapat hidup selamat dunia dan akhirat.Untuk itu,kemajemukan agama di Indonesia tidak untuk dipertentangkan tetapi harus dikelola dengan baik,tidak hanya terbatas dalam undang-undang namun juga dalam kehidupan konkrit di seluruh lapisan masyarakat.

Pengelolaan tersebut harus dilakukan secara strujtural dan cultural dengan mengedepankan pola komunikasi yang dialogis dan sikap toleramsi antarumat beragama.Karena itu ,setiap terjadi masalah alam hubungan antarumat beragama ,harus diselesaikn sampai tuntas dan bukannya dihindari ataupun ditutup-tutupi.

Dengan demikian ,kehidupan yang rukun dan serasi yang dicita-citakan setiap agama dapat terwujud.

MASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Secara garis besar pengaruh dari keanekaragaman dan perubahan kebudayaan dapat kita kategorikan dalam dua hal, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negative. Pengaruh positifnya adalah terwujudnya integrasi sosial. Sementara pengaruh negatifnya adalah terjadinya konflik baik vertical maupun horizontal yang berakibat pada disintegrasi sosial. Selain itu, terjadi pula perubahan-perubahan tata perilaku dan nilai dalam masyarakat akibat adanya perubahan kebudayaan. Pada bagian ini, kita akan membahas tentang masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan hal-hal tersebut.

bahwa integrasi sosial akan lebih mudah tercapai pada masyarakat homogen daripada masyarakat majemuk seperti Indonesia. Hal ini terjadi karena ikatan-ikatan kelompok yang didasarkan atas perbedaan-perbedaan sangat terasa dalam msyarakat majemuk. Kenyataannya, bila hal ini tidak diolah dengan baik akan bisa berakibat pada terjadinya proses yang disebut sebagai disintegrasi sosial.

Disintegrasi atau disebut pula disorganisasi adalah suatu gejala sosial yang menggambarkan adanya ketidaksesuaian dan ketidakserasian di antara unsure-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial. Soerjono Soekanto mendefinisikan disintegrasi sosial adalah proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan

7

yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakat.

Masyarakat merupakan suatu organisasi yang terdiri dari unsure-unsur yang merupakan satu kesatuan, yang disebut sistem. Apabila dalam suatau sistem, salah satu unsurnya tidak berfungsi dengan baik, maka keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan. Ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsure dalam masyarakat akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosial yang berubah menjdai disintegrasi sosial.

Situasi disintegrasi sosial umumnya ditandai oleh hal-hal berikut.

  • sebagian besar anggota masyarakat tidak lagi mematuhi norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
  • timbul ketidaksepemahaman di antara anggota kelompok dalam hal tujuan, sehingga hilang rasa kesatupaduan dan solidaritas dalam kelompok
  • sanksi yang diberikan kepada mereka yang melanggar norma tidak dilaksanakan secara konsisten sehingga ada kesan bahwa sanksi sudah tidak berfungsi lagi
  • menurunnya kewibawaan para tokoh masyarakat dan pimpinan masyarakat sehingga warga masyarakat bingung siapa yang masih bisa dijadikan panutan atau teladan.

Apabila dalam masyarakat terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama kelamaan akan menjadi chaos.

Pada saat yang demikian, akan dijumpai anomie, yaitu suatau keadaan di mana masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Hal ini berakibat pada ketidakmampuan anggota masyarakat untuk mengukur tindakan-tindakannya.

Mereka tidak mampu melihat dengan jelas batasan antara yang baik dan buruk.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, pernah terjadi beberapa gejala disintegrasi sosial. Di antaranya sebagai berikut,

  • Pergolakan daerah.

Ø Pada tahun 1948, pernah terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang bertujuan mendirikan negara komunis.

Ø Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.

Ø Pemberontakan RMS di Maluku yang hingga sekarang belu tuntas diselasaikan. Pada tahun 1958,

Ø Pemberontakan PRRI/ Permesta di Sumatera Barat dan di Sulawesi Utara akibat ketidakpuasaan terhadap pemerintah pusat.

Ø Pergolakan di daerah Timor Timur yang berakibat lepasnya daerah itu dari negara Indonesia.

Ø Pergolakan di Aceh dan Papua akibat ketidakpuasan atas terjadinya ketimpangan pembangunan antara di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.

8

  • Konflik berbau SARA

yang pernah terjadi di beberapa daerah seperti di Maluku dan Poso. Hal yang sama juga pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1998 terhadap etnis Cina di Indonesia. Pernah pula terjadi pembakaran dan pengrusakkan rumah ibadat agama tertentu di beberap daerah lain di Indonesia.

  • Konflik politik

yang pernah terjadi antara pendukung partai politik atau kelompok kepentingan yang berbeda. Hal ini pernah terjadi di beberapa tempat seperti di Yogyakarta saat kampaye pemilu. Pernah pula terjadi di Jakarta saat kerusuhan masal sebelum jatuhnya pemerintah Orde Baru serta saat bentrok antara kelompok kepentingan dalam tubuh PDI saat itu yang dikenal dengan Peristiwa 27 Juli 1998. saat ini, persaingan politik juga telah menyebabkan adanya kelompok atau partai-partai politik tandingan yang tidak jarang diikuti dengan mobilisasi massa pendukung.

Selain fakta-fakta di atas, perubahan budaya di Indonesia juga menimbulkan perubahan-perubahan pada pola perilaku dan tata nilai dalam masyarakat. Modernisasi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan pengetahuan manusia pada satu sisi mendatangkan kemajuan bagi manusia.

Namun, pada sisi lain telah mendatangkan benturan budaya. Nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang selama ini melekat dalam kebudayaan masyarakat Indonesia mulai meluntur dan diganti dengan dengan nilai-nilai individualitis, matrealistis, dan konsumerisme.

Akibat lanjutnya adalah jurang kemiskinan yang kian melebar. Selain itu, terjadi pula proses dekadensi moral seperti merebaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme, terjadinya tindak-tindak criminal, merebaknya kasus-kasus kenakalan remaja seperti narkoba, tawuran, seks bebas, pemerkosaan dan sebagainya.

Namun demikian, sejarah pula telah membuktikan bahwa integrasi dalam masyarakat Indonesia saat ini terus berlangsung. Factor utama yang merekatkan kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda di Indonesia adalah kesepakatan para warga masyarakat akan nilai-nilai sosial yang bersifat mendasar dan umum, seperti perdamaian, toleransi, empati, dan keadilan sosial.

Selain itu, ada pula factor-faktor lain yang mendukung integrasi sosial di Indonesia. Di antaranya sebagai berikut.

· adanya penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa pemersatu yang dipelajari, digunakan, dan bahkan dijadikan sebagai symbol kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.

· Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Indonesia yang melihat Indonesia sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah airnya.

9

· Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila yang juga sekaligus sebagai ideology sosial politik bersama.

· Adanya jiwa dan semangat gotong-royong serta rasa solidaritas dan toleransi keagamaan yang tinggi yang melahirkan kerukunan nasional.

· Adanya rasa senasib sepenggungan akibat penjajahan yang diderita seluruh komponen bangsa Indonesia. Hal ini melahirkan perasaan senasib untuk merseka, bebas membangun dan mewujudkan jati diri bangsa Indonesia.

Uraian-uraian di atas menunjukkan bahwa integrasi dalam masyarakat Indonesia menjadi sangat rentan. Potensi konflik akibat perbedaan ciri badaniah, sosial, dan budaya serta perubahan budaya selalu ada dan sangat besar. Namun demikian, konflik bukannya harus dihilangkan atau menjadikan masyarakat kita sebagai masyarakat yang tertutup bagi dunia luar. Konflik dan perubahan harus diolah dengan baik sehingga tidak menghasilkan kekerasan dan disorganisasi sosial.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (serba ganda). Kepulauan Indonesia terdiri dari sekitar 13.000 pulau besar maupun kecil, dan dihuni oleh 316 suku bangsa yang menggunakan lebih kurang 250 bahasa daerah. Tiap suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri. Kebudayaan suku‑suku bangsa Indonesia berbeda satu dengan yang lain. Bahasa, adat istiadat, bentuk rumah, pakaian, dan kesenian tiap

daerah atau suku bangsa, memiliki ciri khas yang membedakan dengan suku bangsa yang lain. Agama yang dipeluknya pun berbeda‑beda.

Bangsa Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan­-perbedaan tersebut. Tetapi perbedaan tersebut tidak dipermasalahkan karena sejak dahulu bangsa Indonesia telah mempunyai semboyan "Bhinneka Tunggal Ika", yang artinya berbeda‑beda tetapi tetap satu. Kebhinnekaan itu tetap dalam ketunggalikaan, yaitu niat kuat dan kemauan keras mewujudkan kesatuan Indonesia dengan wawasan Nusantara. Atas dasar itu maka bangsa Indonesia menyadari pentingnya persatuan bangsa dalam arti bersatu tidak harus sama. Yang menjadi cita‑cita bangsa Indo­nesia adalah hidup rukun, tenteram, dan damai dalam satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan tali pengikat persatuan bangsa Indo­nesia, dengan tetap menjunjung bahasa‑bahasa daerah dari berbagai suku bangsa.

Dalam lingkungan Nusantara yang besar ini, terdapat suku‑suku bangsa yang berjauhan letak dan tempat kediamannya dan berlainan 'bahasa daerahnya, namun mereka mempunyai dasar-dasar persamaan yaitu :

1. Kehidupan sosialnya berasaskan kekeluargaan (gotong royong)

2. Hak pemilikan tanah mempunyai asas yang sama (hak warisan)

3. Bentuk‑bentuk persekutuan yaitu kekerabatan, adat perkawinan berasaskan yang sama

4. Hukum adat juga memiliki asas yang sama

10

5. Kesamaan lembaga adat.

Keanekaragaman Indonesia, yaitu berbeda‑beda dalam suku, adat istiadat, dialek bahasa daerah, kesenian, namun secara keseluruhan terpadu dalam satu kesamaan lingkungan hukum adat dan budaya nusantara.Kebhinnekaan ini dapat dilihat pada peristiwa pesta adat. Peristiwa-­peristiwa ini mempunyai bentuk yang berbeda‑beda tetapi pada hakikatnya mengandung kesamaan, yaitu selalu disertai dengan iringan musik (gamelan, tetabuhan, dan alat bunyi‑bunyian yang lain). Semuanya mengandung tari‑tarian, drama, dan pakaian adat yang berwarna‑warni. Pada dasarnya masyarakat Indonesia gemar mengenakan hiasan bunga, sebagai contoh dalam peristiwa kelahiran, perkawinan, kematian, dan pesta yang lain.

Demikian juga dalam cerita‑cerita rakyat terdapat kesamaan, misaInya :

1. Masih terdapatnya kepercayaan terhadap takhayul

2. Adanya peilliainan atau hiburan rakyat di daerah‑daerah

3. Teater rakyat, seperti lenong, wayang orang, cerita panji, dan sebagainya

4. Tari rakyat seperti doger, jaipong, ngibing, ledek, dan sebagainya;

5. Adat kebiasaan, misaInya khitanan (untuk wanita disebut tetesan), gotong royong, dan sebagainya.

Setiap daerah memiliki arsitektur bangunan rumah tradisional, misalnya di Jawa terdapat bangunan dengan suatu bentuk tertentu disebut Joglo, di Minang disebut Rumah Gadang, di Sulawesi Tenggara adalah Rumah Malige, di Nusa Tenggara Timur rumah adatnya disebut Saomo Salaki, dan di Kalimantan bentuk rumahnya disebut Rumah Panjang atau Rumah Betang.

Demikian juga terdapat cerita rakyat yang beranekaragam, yaitu:

1. Sangkuriang dari daerah Priangan

2. Si Kabayan dari daerah Sunda

3. Bawang Merah dan Bawang Putih dari Jawa Tengah

4. Kamandaka dari daerah Banyumas

5. Jayaprana dan Layon Sari dari Bali

6. Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang dari Daerah Istimewa Yogyakarta atau Jawa Tengah

7. Prana Citra dan Roro Mendut dari Jawa Tengah dan DIY

8. Putri Hijau dari Aceh

9. Batu Belah dari Tanah Gayo

10. Malin Kundang dari Sumatra Barat

11. Banterang dan Surati dari Banyuwangi

12. Nyai Dasima dari Jakarta

13. Si Tanduk Panjang dari Tapanuli

11

Kebhinnekaan yang Terdapat di Indonesia

Daerah

Bahasa

Rumah

Kesenian

Pakaian

Aceh

Gayo Alas

Rumoh

Seudati

Baju Inong

Batak

Toba

Gorga

Tortor

Ulos Ragi

Minangkabau

Minang

Gadang

Randai

Baju Gadang

Palembang

Melayu

Limas

Sriwijaya

Teluk Belango

Lampung

Melayu

Adat

Melintang

Ketat Akin

Jakarta

Betawi

Strotong

Cokek

Jas Tutup

Jawa Barat

Sunda

Limasan

Debus

Blangkon

Jawa Tengah

Jawa

Joglo

Ketoprak

Beskap

Jawa Timur

Madura

Joglo

Ludruk

Penadon

Dayak

Ngaju

Redang

Patung

Sapai

Sul. Selatan

Bugis

Saoraja

Simbuang

Lipea Sabbo

Bali

Bali

Bale Gede

Pendet

Lancingan

Maluku

Ambon

Balieu

Cakalele

Baniang

Irian (Papua)

Asmat

Kariwari

Tari Perang

Koteka









Dari adanya kebhinnekaan tersebut, dalam budaya bangsa Indonesia akan timbul masalah‑masalah sebagai berikut :

  1. Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
  2. Perasaan primordial, sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan bangsa lain.
  3. Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ciri‑ciri ras, perbedaan teknologi, dan perbedaan ekonomi.
  4. Rasa fanatik yang keras dan kurang rasional dalam mengamalkan ajaran agama, sehingga umat agama lain dianggap musuh.
  5. Perbedaan tabiat, sopan santun di antara bangsa Indonesia, sehingga menganggap tabiat dan sopan santun daerahnya yang paling baik.

Banyak pula masalah yang harus dihadapi sebagai tantangan yang harus diberi jawaban dalam rangka pembangunan kebudayaan, diantaranya sebagai berikut :

  1. Terhadap Peninggalan Lama

Banyak sekali peninggalan purba (berumur lebih dari 50 tahun) yang sampai sekarang belum dkatat (diinventarisasikan), sehingga tidak diketahui dengan pasti jumlahnya. Baik yang belum dkatat maupun yang telah dkatat keadaannya sangat menyedihkan sehingga bila tidak segera diselamatkan akan punah.

12

2. Untuk Keadaan Sekarang

Guna menyelamatkan peninggalan warisan budaya bangsa, sangat diperlukan tenaga‑tenaga ahli dan terampil yang segera dapat dipergunakan, sehingga diperlukan pendidikan ataupun latihan. Sedangkan terhadap masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan nasional, perlu kesadaran dan partisipasinya dalam menyelamatkan maupun mengembangkan.

3. Untuk yang akan datang

Dalam jangka pendek perlu dibina kebudayaan yang berkepribadian agar mampu memberikan ketahanan nasional sehingga tidak akan tenggelam dalam arus kebudayaan asing yang mcrugikan. Sedangkan untuk jangka panjang diperlukan adanya kebudayaan yang tinggi, dan lebih beradab yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Disadari bahwa derasnya arus komunikasi dan informasi, mempercepat masuknya unsur‑unsur budaya asing yang jelas akan dapat memperkaya kebudayaan Indonesia. Hal ini dapat mengubah pola berpikir tradisional menjadi rasional. Akibatnya, orang dapat menerima kritik demi kemajuan bangsanya.

Dalam masyarakat tradisional dikenal adanya budaya "alon‑alon waton kelakon", yang artinya biar lambat asal selamat, takkan lari gunung dikejar, filsafat tersebut berdampak pada ketidakdisiplinan waktu dalam setiap aktivitas.

Dari hal tersebut menyebabkan program‑program kegiatan menjadi terlambat, bahkan sering pula menjadi gagal.

Pola pikir kehidupan masyarakat tradisional masih secara global, belum ada diferensiasi kerja. Seorang pemimpin atau tokoh masyarakat dianggap dapat menguasai segala bidang. Keadaan tersebut membawa akibat tidak optimalnya aktivitas dalam masyarakat.

Kecuali itu dalam masyarakat tradisional pekerjaan masih dibagi‑bagi sesuai dengan jenis kelamin, misalnya kaum laki‑laki mencangkul sawahnya sedangkan kaum perempuan harus menanam padi. Dengan globalisasi yang ada, dewasa ini hal tersebut sudah banyak mengalami perubahan. Pada umumnya, saat ini pekerjaan telah berdasarkan atas profesi sehingga lahirlah penerbang‑penerbang wanita, penambal ban, prajurit‑prajurit wanita, direktris‑direktris, dan sebagainya.

Pada masyarakat tradisional, para pejabat berdasar pada keturunan (bangsawan, bertuah/sakti) sedangkan dewasa ini pejabat diangkat berdasarkan prestasi kerjanya. Alat transportasi yang semula hanya gerobak yang ditarik oleh tenaga manusia yang kemudian oleh hewan; sekarang ditarik dengan tenaga mesin. Tenaga mesin semakin mengalami perkembangan pesat sehingga akhirnya dapat ditemukan alat angkut yang canggih, misaInya pesawat terbang, kapal api, kereta api dan sebagainya yang mengakibatkan

13

jarak dari suatu tempat ke tempat lain menjadi semakin dekat.Dalam masyarakat tradisional ditemukan alat pembersih dari benda­-benda alamiah. secara alamiah, yaitu yang berasal dari akar‑akaran, buah‑buahan, serta bunga‑bungaan. Dalam perkem­bangannya sekarang alat pembersih serta wangi‑wangian dibuat secara kimiawi.

Masalah yang timbul karena perubahan kebudayaan, antara lain :

1. TimbuInya perilaku yang menyimpang seperti penyalahgunaan jabatan, korupsi, pelanggaran hukum, dan lain‑lain, bila dibiarkan begitu saja akan muncul kelompok sosial tertentu yang tidak puas terhadap keadaan tersebut. Mereka akan bergerak dengan caranya sendiri karena menghendaki perubahan secara total.

2. Masyarakat yang terdiri atas beberapa ras, suku bangsa, agama, ideologi, pekerjaan, dan latar belakang budaya akan memudahkan timbulnya guncangan sosial. Suasana yang demikian akan mendorong perubahan‑perubahan sosial.

Masalah lain juga dapat terjadi, antara lain seperti berikut :

1. Unsur‑unsur yang mudah menerima budaya asing biasanya memiliki jiwa terbuka, tidak mempunyai prasangka buruk sedangkan yang sukar menerima unsur‑unsur budaya asing biasanya jiwanya tertutup, berpegang pada tradisi yang telah ada, dan berprasangka buruk terhadap pengaruh asing.

2. Ketegangan dan konflik sosial yang timbul akibat adanya proses akulturasi.

Unsur‑unsur kebudayaan yang mudah diterima dalam akulturasi adalah :

1. Kebudayaan materiil

2. Teknologi ekonomi yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan,

misalnya kebutuhan pertanian (alat‑alat, benih, pupuk, dan obat pemberantas hama)

3. Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya kesenian, olahraga, dan hiburan

4. Kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian dan model potongan rambut.

Unsur‑unsur kebudayaan yang sukar diterima adalah :

1. Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsur keagamaan dan falsalah hidup

2. Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok, sopan santun makan, dan mata pencaharian.

Individu yang mudah menerima budaya asing adalah :

1. Golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang mantap (masih berjiwa labil atau emosional)

2. Golongan masyarakat yangbelum memiliki status penting

3. Kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya kaum minoritas, penganggur, dan penduduk terkecil.

14

Individu yang sukar menerima budaya asing adalah :

1. Golongan tua yang masih terikat oleh tradisi lama

2. Kelompok masyarakat yang hidupnya sudah memiliki status penting

3. Kelompok masyarakat yang memisahkan diri secara ekstrem, misalnya masyarakat yang menganut aliran kepereayaan ortodoks atau aliran sesat.

Kelompok yang mudah menerima biasanya memiliki jiwa terbuka, tidak mempunyai prasangka buruk sedangkan yang sukar menerima unsur‑unsur budaya asing biasanya jiwanya tertutup, berpegang pada tradisi yang telah ada, dan berprasangka buruk terhadap pengaruh asing.

PEMECAHAN MASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH KEANEKA RAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat multicultural menyimpan potensi konflik dan disintegrasi akibat perbedaan cirri badaniah, sosial, dan budaya serta akibat perubahan budaya. Namun demikian, konflik dan perubahan budaya bukanlah sesuatu yang harus dihindarkan.

Para penganut pendekatan konflik menganggap bahwa konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang senantiasa melakat di dalam kehidupan setiap masyarakat dan oleh karenanya tidak mungkin dihilangkan. Konflik akan hilang bersama dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Atas dasar itu, hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak beribah wujud menjadi kekerasan yang merugikan bersama dan berakibat pada disintegrasi sosial.

Dalam dataran pergolakan daerah, hal yang perlu dilakukan adalah mengikutsertakan seluruh komponen rakyat dalam pembangunan daerahnya. Pemerintah harus dapat mengusahakan pembangunan yang merata dengan melibatkan segenap kelompok masyarakat di dalamnya. Pemerintah juga harus mengakomodir identitas dan karakter setiap daerah serta tidak melakukan penyamarataan masalah. Hal itu harus pula dibarengi dengan usaha mengedepankan identitas nasional sebagai sebuah bangsa yang bersatu. Dengan demikian, tidak terjadi primordialisme sempit yang dapat menimbulkan konflik.

Dalam dataran konflik SARA, hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan sikap toleransi dan empati. Sikap toleransi adalah suatu sikap yang menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan orang lain yang berbeda dengan diri sendiri.

Sementara sikap empati adalah suatu sikap yang mendalam untuk memahami pihak lain. Setiap warga masyarakat harus menghargai perbedaan dan melihat perbedaan sebagai bukti Kemahakuasaan Tuhan bahwa Ia menciptakan manusia berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa setiap warga negara tidak boleh memaksakan kehendak, pandangan, ataupun keyakinannya terhadap orang lain. Biarkan orang lain bahagia dengan pilihannya sebagai bagian dari hak asasinya.

15

Usaha ini harus pula dibarengi dengan supremasi hukum. Pemerintah harus berlaku adil; menindak yang salah tanpa memandang bulu, menangkap dan menindak para koruptor dan provokator kerusuhan sesuai dengan hukum. Tidak boleh ada kesan bahwa aparat pemerintah melindungi pihak-pihak yang bersalah atau diperalat oleh kelompok tertentu.

Dalam dataran politik, hendaknya setiap warga negara diberi akses sebesar-besarnya untuk ikut membangun kehidupan berdemokrasi yang terbuka, rasional dan terpuji. Kelompok-kelompok minoritas hendaknya dilibatkan melalui saluran-saluran demokrasi seperti partai politik dan lembaga-lembaga tinggi negara dan pemerintahan.

Bila terjadi konflik akibat perbedaan-perbedaan di atas, hendaknya segera diselasaikan. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain melalui konsiliasi, mediasi, dan arbitrasi. Tentang hal ini telah kita bahas di bab 1 tentang konflik dan integrasi.

Dalam dataran akibat perubahan budaya, hal yang perlu dikembangkan adalah memperkuat filter diri melalui pendidikan dan keagamaan. Pembangunan pendidikan dan keagamaan akan membentengi diri setiap warga negara terhadap pengaruh luar yang dpat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Namun, hal ini tidaklah berarti sebagai isolasi diri terhadap dunia di luarnya akan tetapi menyaring atau mengelola setiap pengaruh yang datang dari luar. Pengaruh yang baik diterima dan pengaruh yang buruk dibuang.

Selain itu, contoh perilaku yang baik dari tokoh-tokoh masyarakat baik tokoh agama, politik, dan tokoh adapt sangat diperlukan. Apalagi dalam masyarakat

berkembang (paternalistic) seperti Indonesia di mana perilaku para tokoh masyarakat akan diikuti bahkan dianggap sebagai kebenaran oleh masyarakatnya.

Hal lain yang tidak kalah penting berkaitan dengan dekadensi moral dalam generasi muda adalah penegakan hukum dan pendampingan. Pemerintah harus menindak setiap hal yang bisa menjerumuskan generasi muda dalam tindak-tindak kejahatan, seperti memberantas peredaran VCD porno dan narkoba. Seiring dengan itu, hendaknya para orang tua mendampingi dan mengikuti perkembangan putra putrinya. Hal ini penting karena dalam banyak hal, dekadensi moral dan kenakalan generasi muda lainnya terjadi akibat kurangnya perhatian orang tua dan keluarga yang berantakan (brolen home). Orang tua harus memberi waktu yang cukup buat berkomunikasi dengan putra dan putrinya. Dengan demikian. Anak-anaknya merasa diperhatikan dan tidak perlu mencari tahu di luar.

Dengan sikap dan tindakan seperti disebutkan di atas, potensi konflikdan perubahan budaya tidak akan berakibat pada disintegrasi atau disorganisasi masyarakat.

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah sebagai akibat dari masyarakat mulktikultural diantaranya adalah .

1. Walaupun kebudayaan Indonesia beraneka ragam, tetapi masih tampak adanya ketunggalikaannya karena adanya keturunan yang sama dan niat yang makin kuat untuk mewujudkan Kesatuan Indo­nesia dalam Wawasan Nusantara.

16

Persamaan yang ada antara lain dalam hal berikut :

a. Bahasa. Banyak ucapan maupun pengertian yang hampir sama dalam bahasa daerah di Indonesia disebabkan karena asalnya sama. MisaInya, kata padi dalam bahasa Indonesia, dikatakan pari oleh suku Jawa, pade oleh suku Aceh, jagle oleh suku Nias, pare oleh suku Sunda, pale oleh suku Gorontalo. Kata satu dalam bahasa Indonesia,oleh suku Tapanuli disebut sada, suku Jawa menyebutnya siji. .

b. Sifat religius. Bangsa Indonesia memiliki sifat dasar keagamaan (religius), yang tampak dengan adanya kepercayaan lama, seperti animisme, dinamisme, totemisme. Setelah datang pengaruh bangsa asing, berkembanglah agama Hindu‑Buddha, Islam, dan Kristen di bumi Indonesia sehingga sudah pada tempatnya bila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila pertama dalam Pancasila.

c. Sifat demokrasi. Sifat kerakyatan bangsa Indonesia tampak adanya bale desa di Jawa, belieu di Maluku, balai di Minangkabau, sopo godang di Tapanuli sebagai tempat mengadakan musyawarah untuk memperoleh kata mufakat.

Demokrasi Indonesia bukanlah demokrasi atas dasar kepentingan individu, tetapi suatu demokrasi yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak, yang ber­sumber pada sifat kekeluargaan dan gotong royong. Orang yang terbaik dari para tetua dipilih sebagai pemimpin (primes inter pares).

d. Sifat gotong royong .Sifat kerja sama untuk menghadapi suatu tugas merupakan ciri yang disebut gotong royong. Seperti usaha bersama membuat dan mengatur pengairan yang disebut subak di Bali, membuat atau memperbaiki rumah yang disebut sambatan di Jawa, dan kerja sama yang disebut mapalus di Sulawesi Utara.

e. Bangunan. Bangunan asli Indonesia pada umumnya merupakan rumah panggung karena merupakan jawaban atas keadaan alam Indonesia zaman dahulu yang sering banjir, untuk menghindari gangguan binatang buas, atau pertikaian antara suku. Selain dengan ciri panggung, rumah Indonesia merupakan rumah keluarga besar seperti nyata dari rumah gadang di Minangkabau, rumah betang di Kalimantan, ataupun rumah adat di Irian Jaya (Papua).

f. Adat perkawinan. Perkawinan di Indonesia bukan masalah antara pemuda dan pemudi tetapi merupakan masalah antara dua keluarga dan masyarakat. Rencana meminang

dimufakati oleh keluarga yang akan meminang, demikian juga masalah pene­rimaan peminangan dimufakati oleh keluarga yang menerima peminangan. Mas kawin masih merupakan syarat penting yang harus diselesaikan sebelum dilakukan pesta perkawinan. Pesta perkawinan adalah pesta keluarga yang biasanya digotong­royongkan, sehingga sumbangan diwujudkan berupa bahan untuk keperluan pesta seperti beras, ternak, dan sebagainya.

17

2. Bangsa Indonesia tidak ingin, dan tidak akan menghilangkan perbedaan‑perbedaan yang telah ada. Tindakan menghilangkan perbedaan tersebut, bertentangan dengan kodrat. Bangsa Indonesia berusaha keras agar perbedaan tersebut dapat mempersatukan bangsa kita dalam persatuan penuh keserasian dan keselarasan. Berangkat dari keanekaragaman budaya Indonesia, kita ciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Keariekaragaman budaya Indone­sia kita jadikan landasan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa. Keanekaragaman budaya Indonesia kita kembangkan agar tumbuh subur dan dapat memperkaya maupun memberi warna‑warni indah­nya budaya bangsa.

Dewasa ini, kebudayaan nasional Indonesia masih dalam masa pertumbuhan karena kebudayaan Indonesia masih terdiri atas segala bentuk dan jenis kebudayaan daerah yang dikembangkan ke arah perpaduan dan kesatuan kebudayaan untuk seluruh bangsa Indone­sia.

Sebagai bahan untuk membangun kebudayaan nasional Indone­sia, perlu segala inti sari serta puncak‑puncak kebudayaan daerah yang terdapat di seluruh Indonesia yang dipergunakan sebagai modal isi yang kemudian dikembangkan, diperkaya, dengan unsur‑unsur baru yang kita perlukan dan kita butuhkan, untuk kehidupan dan pembangunan dewasa ini yang sejalan dengan tujuan pembangunan nasional.

Pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah semata, misalnya pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan lain sebagainya, juga tidak hanya mengejar kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat, rasa keadilan, dan sebagainya, akan tetapi dalam pembangunan juga dibutuhkan adanya keselarasan, keserasian, dan keseim­bangan antara keduanya. Pembangunan yang diupayakan oleh bangsa Indonesia harus merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk suatu golongan, akan tetapi pembangunan harus untuk seluruh masyarakat agar benar‑benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat kehidupan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Usaha memajukan kebudayaan diharapkan bahwa segala bentuk kebudayaan haruslah bertujuan memajukan peradaban, kebudayaan, dan persatuan Indonesia dengan tidak menolak bahan‑bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya budaya bangsa sendiri sehingga dapat mempertinggi derajat dan martabat bangsa Indonesia. Contoh, perayaan Syawalan yang bernapaskan agama Islam yang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia, yaitu suatu kebiasaan orang muda berbakti kepada yang lebih tua dengan datang mencium kaki kepada yang lebih tua (Jawa: Ngaras Padha). Dalam perkembangan selanjutnya, umat Islam Indonesia tetap melestarikan adat tersebut, yaitu si muda datang kepada yang lebih tua untuk berbakti dengan mencium lutut (Jawa: Ujung). Pada abad ke‑17, pada masa pemerintahan Sultan

18

Agung Mataram, kebiasaan tersebut tetap berlaku. Namun tidak mencium lutut, tetapi cukup dengan berjabat tangan saja. Adat kebiasaan ini sampai sekarang masih dilestarikan, namun sudah menjadi milik bangsa Indonesia. Sehingga yang merayakannya tidak terbatas pada umat Islam saja.

Unsur‑unsur kebudayaan asing yang merugikan dan merusak kehidupan bangsa Indonesia harus kita tolak dan kita hindari. Unsur­-unsur yang merusak misalnya paham‑paham yang tidak sesuai dengan Pancasila (liberalisme, komunisme, fasisme, serta indivi­dualisme), penggunaan obat‑obat terlarang karena pada umumnya dapat merusak syaraf manusia, free sex karena bertentangan dengan nilai‑nilai budaya bangsa Indonesia.

3. Pembudayaan kreativitas Menjunjung tinggi kreativitas merupakan salah satu nilai budaya nasional. Dengan nilai ini diharapkan bangsa kita akan mampu berpacu dalam mencapai berbagai prestasi yang punya daya saing dalam pergaulan dengan bangsa‑bangsa lain. Kreativitas diperlukan dalam kegiatan ilmiah, kegiatan industri, kegiatan sosial pada umumnya, serta kegiatan seni. Kreativitas di bidang seni yang relatif mudah dipahami oleh kalangan luas dapat difungsikan secara strategis untuk menumbuhkan suasana umum yang ditandai oleh apresiasi yang tinggi terhadap kemampuan kreatif.

Cara yang perlu ditempuh untuk memantapkan nilai kreatif sebagai nilai budaya bangsa ini adalah dengan :

a. Mengintensifkan penyebarluasan dan diskusi umum mengenai karya‑karya kreatif yang dihasilkan oleh warga negara Indone­sia

b. Melatih kemampuan kreatif dalam rangka pendidikan formal, sekurang‑kurangnya dari SD sampai dengan SLTA.

4. Pusat informasi kebudayaan.Informasi mengenai kebudayaan Indonesia pada saat ini tersebar pada berbagai instansi. Untuk memungkinkan suatu pengambilan keputusan berdasarkan data terolah maka perlu dilakukan integrasi dalam suatu sistem informasi yang terpadu. Untuk jenis‑jenis informasi tertentu masih perlu lebih dahulu dirancang suatu sistem registrasi dan penelusurannya. Penggolongan jenis informasinya pun masih perlu disusun. Betapapun, sistem informasi terpadu mengenai kebu­dayaan Indonesia perlu diwujudkan karena tersedianya informasi yang dapat cepat ditelusuri memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif.

5. Forum komunikasi pemikir budaya.Pemerintah tidaklah harus menyelenggarakan sendiri segala upaya pembinaan di bidang kebudayaan. Berbagai unsur masyarakat menjalankan pula tugas pembinaan kebudayaan tersebut. Maka demi tercapainya perkembangan yang harmonis diperlukan berbagai fo­rum dialog. Prakarsa untuk membuka forum ini dapat diambil oleh pemerintah.

19

Berbagai pihak di luar birokrasi pemerintahan yang dapat diharapkan berpartisipasi dalam forum‑forum dialog itu, antara lain adalah perhimpunan‑ perhimpunan dan yayasan‑yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan, dewan‑dewan kesenian, serta berbagai penyelenggara media massa swasta yang meliputi radio, televisi, majalah, dan surat kabar.

Dalam forum dialog itu perlu dibahas masalah‑masalah aktual di bidang kebudayaan, seperti

a. Pembentukan nilai‑nilai "budaya industrial",

b. Menjadi warganegara Indonesia yang dwi‑kebudayaan (nasional dan etnik lokal),

c. Mempersiapkan eksekutif yang mampu menghayati nilai‑nilai budaya yang luhur

d. Makna kesadaran sejarah dalam kehidupan berbangsa, dan

e. Dampak terpaan seni massa terhadap jati diri bangsa.

6. Prestasi Indonesia di forum internasional. Jati diri bangsa Indonesia ditentukan pula oleh kemampuan sejumlah warga negara untuk meraih prestasi tertentu di bidang politik, ilmu pengetahuan, industri, olahraga, ataupun kesenian, yang diakui keutamaannya oleh kalangan internasional.Usaha‑usaha yang nyata untuk menonjolkan prestasi‑ prestasi tersebut, agar diketahui oleh kalangan masyarakat luas perlu senan­tiasa dilakukan. Khusus untuk bidang kesenian, sudah waktunya bagi Indonesia untuk tidak hanya ikut berpacu dalam forum‑forum internasional yang diselenggarakan di luar negeri melainkan menjadi penyelenggara dari suatu kegiatan internasional dengan mengundang puncak‑puncak karya dari berbagai negara.

7. Kerja sama lintas sektoral. Sejumlah masalah kebudayaan tertentu perlu mendapat perhatian yang terpadu antara departemen. Dengan Departemen Komunikasi dan Informasi dianggap perlu adanya kerja sama, yang terarah untuk memung­kinkan diseminasi sejumlah informasi budaya yang diharapkan berakumulasi ke arah penghayatan nilai‑nilai budaya dan jati diri bangsa.

8. Dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan para pendiri negara RI sebagaimana tersimpul dalam Pasal 32 UUD 1945 yang menyatakan perlunya pemerintah memajukan kebudayaan nasional, yang diharapkan akan dapat berfungsi sebagai kerangka acuan nasional, dan menjembatani keberagaman latar belakang budaya dalam masyarakat majemuk.

9. Presiden RI melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 1989 tertanggal 19 Mei 1989 telah membentuk :

a. Panitia Nasional Dasawarsa Kebudayaan, dengan Menkokesra sebagai Ketua dan Mendikbud sebagai Wakil Ketua.

b. Kelompok Kerja sesuai dengan kebutuhan.

c. Sekretariat Panitia Nasional yang dipimpin oleh DirJen Kebudayaan, Depdikbud.

20

10. Citra manusia Indonesia yang berbudaya telah dirumuskan dalam Pasal 4 Undang‑Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

11. Manusia Indonesia yang berbudaya dan berpotensi memelihara, menghidupkan, memperkaya, membina ketahanan budaya, dan menyebarluaskan serta memanfaatkan kebudayaan nasional.

Terwujudnya manusia berbudaya tersebut melalui budaya pendidikan yang kondusif.

12. Kebudayaan nasional merupakan salah satu bidang dalam pembangunan nasional yang dilakukan dengan tujuan :

a. Menyelamatkan dan memelihara warisan budaya, baik yang asli maupun pengaruh asing yang telah menjadi milik bangsa Indo­nesia.

Bila dikaji, keadaannya beraneka ragam tetapi merupakan satu kesatuan

b. Mengembangkan kebudayaan nasional agar dapat memberikan inspirasi daya kehidupan bangst yang berkepribadian.

c. Sebab, banyak khazanah kebudayaan bangsa yang mulai tenggelam oleh kehidupan modern, padahal memiliki nilai yang tinggi dan dapat memberikan daya dalam kehidupan yang dilandasi Pancasila

d. Memberikan landasan kesadaran dan ketahanan nasional agar bangsa Indonesia yang dahulu pemah jaya, sekarang sedang mengembangkan diri kembali, dapat menjadi bangsa besar yang tidak tenggelam dalam suasana bangsa‑bangsa asing menguasai dunia. Sehingga selain dapat menciptakan perikehidupan bangsa yang aman, tertib, dan dinamis, dapat pula membantu kehidupan dunia atas dasar kemerdekaan, bersahabat, dan damai.

A. MENENTUKAN SIKAP YANG KRITIS TERHADAP KEANEKA RAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. Apabila suatu masyarakat tidak man mengadakan hubungan dengan masyarakat lain maka warga masyarakat itu akan terkungkung sehingga pola‑pola pemikirannya tetap tradisional. Contoh, suku‑suku terasing di Sumatra Selatan, pedalaman Kalimantan, dan pedalaman Irian Jaya (Papua).

2. Kehidupan masyarakat terasing biasanya kurang mengenal pendidikan sehingga kurang memungkinkan lahirnya unsur-unsur budaya baru, bahkan kadangkala tinggal menerima saja mereka tidak mampu.

3. Masyarakat yang mengagungkan tradisi masa Ialu, menganggap bahwa tradisinya tidak perlu diubah. Lebih‑lebih jika para penguasa bersifat konservatif sehingga perubahan akan tertutup olehnya.

4. Timbulnya vested interest, yaitu adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali. Golongan ini biasanya menjadi pelopor dalam masa‑masa transisi maka mereka selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha‑usaha dan jasa‑jasanya.

21

Golongan tersebut sukar sekali melepaskan kedudukannya di dalam proses terjadinya perubahan.

5. Rasa takut integrasi kebudayaan tergoyahkan. Masyarakat merasa takut integrasi kebudayaannya goyah karena sudah merasa mapan sehingga takut terjadi bahaya yang besar. Hal ini akan menghambat proses terjadinya perubahan.

6. Prasangka buruk terhadap unsur‑unsur budaya asing yang masuk. Sikap ini biasanya terdapat pada masyarakat yang pemah dijajah, dan mereka mempunyai perasaan trauma terhadap penderitaan akibat penjajahan bangsa asing.

Sikap yang demikian akan menutup masuknya inovasi.

7. Usaha‑usaha pemantapan budaya rohaniah tertentu, kadang‑ kadang diartikan berlawanan dengan prinsip ideologis yang berlaku. Bahkan sering ada tuduhan yang meresahkan kehidupan masyarakat.

8. Selektif terhadap masuknya budaya asing, unsur kebudayaan yang cocok dengan kepribadian kita biarlah masuk sehingga bangsa Indo­nesia tidak ketinggalan dengan bangsa asing, terutama pada kemajuan teknologi informasi sedangkan sub-unsur kebudayaan yang tidak cocok dengan kepribadian kita harus ditolak karena akan merusak jati diri bangsa Indonesia.

9. Memberi anugerah kepada Empu kebudayaan, di antaranya hadiah Seni Satyalencana Kebudayaan dan Pahlawan Kebudayaan.

B. SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Menurut kamus umum J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, toleransi berarti sikap tenggang‑menenggang, atau sikap saling menghargai dan menghormati. Sedangkan empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka. Contohnya, kalau kita melihat orang mendapat musibah sampai luka berat, seolah‑olah kita ikut menderita. Kita tidak hanya merasa kasihan terhadap orang yang terkena musibah tetapi juga ikut merasakan penderitaannya. Demikian juga kalau teman dekat kita ada yang meninggal dunia, kita merasa kehilangan seolah‑olah saudara kita sendiri yang meninggal dunia.

Sehubungan dengan judul ini (Kehidupan Masyarakat Multikultural) atau adanya keragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar pengembangan identitas bangsa dan kebudayaan nasional, seharusnya kita mampu mengembangkan sikap toleransi maupun empati terhadap sesama warga negara Indonesia. Semua warga hendaknya mengakui pentingnya toleransi yang berarti bahwa masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang terbentuk atau dibentuk melalui proses indoktrinasi tetapi pengetahuan akan kebhinnekaan dan penghayatan terhadap adanya kebhinnekaan tersebut adalah sebagai unsur penting dalam pembangunan kebudayaan nasional.

22

Begitu pula hendaknya semua warga, mengakui pentingnya saling pengertian antar sesama anggota masyarakat. Hal itu dikemukakan oleh filosof Isaiah Berlin, bahwa dalam masyarakat diperlukan kesamaan dan kesepakatan yang tidak mudah untuk dicapai. Yang penting di dalam masyarakat yang bhinneka adalah adanya saling pengertian. Konflik nilai­-nilai justru merupakan dinamika dari suatu kehidupan bersama dan tidak selalu berarti hancurnya suatu kehidupan bersama.

Dalam masyarakat demokratis, konflik nilai akan memperkaya pandangan dari setiap anggota masyarakat. Apabila keadaan masyarakat sudah saling menghargai dan merasakan maka diperlukan suatu wadah kehidupan bersama yang diwarnai oleh adanya kepastian hukum.

Tanpa kepastian hukum, sifat toleransi dan saling pengertian antarsesama anggota masyarakat tidak akan terwujud.

Dalam masyarakat multikultural, negara harus berdasarkan hukum. Penegak hukum harus betul‑betul berfungsi adil terhadap rakyat, tidak pandang bulu siapa saja yang melanggar aturan akan ditindak bahkan dikenakan sanksi.

Dengan kata lain, masyarakat multikultural memerlukan pemimpin yang sabar dan bijaksana, jujur, penuh kreatif dan inovatif, pandangan ke depan tajam, siap menerima masukan (kritik), pengamalan agamanya baik, sehingga dalam memimpin negara merasa diawasi oleh Tuhan yang diwujudkan dengan sikap jujur dan mengutamakan kepentingan rakyat.

DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Pada umumnya, kelompok sosial mengalami perubahan sebagai akibat dari proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut atau faktor internal. Selain itu, perkembangan dan perubahan dalam kelompok sosial juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola yang ada dalam kelompok sosial menyebabkan perubahan dalam kelompok tersebut. Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial terjadi karena konflik antar bagian dalam kelompok tersebut sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan diantara kekuatan-kekuatan di dalam kelompok itu sendiri.

Konflik yang terjadi akibat ketidakseimbangan kekuatan yang ada di antara bagian-bagian dalam kelompok sosial disebabkan oleh tiga faktor berikut ini.

a. Ada bagian dalam kelompok yang ingin merebut kekuasaan dengan cara mengorbankan bagian lain dalam kelompok tersebut.

b. Ada kepentingan yang tidak seimbang di antara bagian-bagian dalam kelompok sehingga timbul ketidakadilan.

23

c. Ada perbedaan paham tentang cara-cara untuk memenuhi tujuan kelompok.

Ketiga hal tersebut dapat mengakibatkan perpecahan dalam suatu kelompok yang pada akhirnya menimbulkan perubahan struktur.

2. Faktor Eksternal

a. Perubahan situasi. Situasi yang dimaksud di sini adalah keadaan suatu kelompok. Perubahan situasi ini dapat mengubah struktur suatu kelompok sosial. Ancaman dari luar sering kali merupakan faktor pendorong terjadinya perubahan struktur kelompok sosial. Situasi dari luar yang dianggap membahayakan bagi suatu kelompok dapat memperkuat rasa pesatuan dan mengurangi keinginan para anggota yang ada dalam kelompok tersebut untuk mementingkan diri sendiri.

b. Pergantian anggota-anggota kelompok. Pada dasarnya, pergantian anggota dalam suatu kelompok sosial tidak akan membawa perubahan pada struktur kelompok tersebut. Contohnya, TNI yang sering mengalami pergantian pasukan tidak selalu mengakibatkan perubahan struktur secara keseluruhan. Akan tetapi, ada kelompok sosial tertentu yang mengalami kegoncangan-kegoncangan ketika ditinggalkan salah seorang anggotanya, apalagi kalau anggota tersebut memiliki peran dan kedudukan penting, contohnya keluarga yang bercerai. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang bercerai (broken home) akan mengalami kegoncangan karena mereka kehilangan figur seorang ayah atau ibu yang memiliki peran penting dalam keluarga mereka. Kegoncangan tersebut akan semakin memuncak ketika ada orang dari luar (ayah tiri atau ibu tiri) yang menggantikan figur seorang ayah atau ibu dalam keluarga tersebut.

c. Perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi. Dalam keadaan depresi, misalnya, suatu keluarga akan bersatu akan bersatu untuk menghadapinya walaupun para anggota keluarga tersebut memiliki agama atau pendangan politik yang berbeda satu sama lain.

d. Modernisasi. Modernisasi adalah sebuah tren yang dilekatkan pada kekuatn manusia untuk membuat, mengimprovisasi, dan membentuk ulang lingkungan mereka melalui pengetahuan sains, teknologi, dan pengalaman praktis. Modernisasi berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Secara umum, modernisasi tidak hanya disebabkan oleh perkembangan industri di Inggris yang memicu perkembangan teknologi, namun juga mencakup arsitektur, musik, literatur, dan kesenian lain yang berpusat di Prancis. Modernisasi juga dilekatkan kepada konsep kapitalisme. Hal ini karena keduanya saling mendukung satu dengan yang lain. Kapitalisme adalah sistem ekonomi dimana barang produksi adalah hal yang paling pribadi dan modal diinvestasikan dalam produksi, distribusi, dan pertukaran barang, servis, dan keuntungan dalam pasar bebas. Hal ini sesuai dengan paham modernisme yang menekankan kepada kemampuan manusia untuk mengubah lingkungannya melalui kekuatannya sendiri.

24

e. Secara sosiologis terutama dalam paradigma klasik, Karl Marx melekatkan modernisme dengan kapitalisme. Ia mengatakan bahwa modernisme yang dipicu oleh perkembangan industri di Inggris menyebabkan timbulnya paham kapitalisme yang membentuk hubungan antara buruh dan pemilik modal berdasarkan relai ekonomi.

Modernisme sendiri jika dikaitkan dengan isu multikultural dapat dipahami melalui contoh kelompok-kelompok agama yang mencoba mengembangkan relasi sosial dan pemaknaan mereka terhadap agama tertentu melalui situs-situs di internet. Kondisi ini dapat dipahami bahwa kelompok agama sebagai bagian dari multikulturalisme mencoba mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan teknologi modern seperti internet.

Di dalam dinamika kelompok, mungkin terjadi antagonisme antarkelompok. Apabila hal tersebut terjadi, maka secara hipotesis prosesnya adalah sebagai berikut.

1. Bila dua kelompok bersaing, maka akan muncul stereotip.

2. Kontak antara kedua kelompok yang bermusuhan tidak akan mengurangi sikap bermusuhan tersebut.

3. Tujuan yang harus dicapai dengan kerja sama akan dapat menetralisasi sikap bermusuhan.

4. Di dalam kerja sama untuk mencapai tujuan, stereotip yang semula negatif menjadi positif.

Konflik antarkelompok mungkin terjadi karena persaingan untuk mendapatkan sumber penghasilan yang sama atau mungkin juga karena terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan tertentu. Di samping itu, mungkin ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Contohnya, dalam hubungan antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas yang menimbulkan dominasi kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas dalam berbagai bidang kehidupan.

25

Lembar Kompetensi Ke.I

Setelah anda membaca dan mempelajari mengenai masyarakat multikultural diatas,maka untuk memudahkan dalam pemahaman lebih lanjut buatkan ringkasan materi,atau peta konsepnya.

No

Ringkasan Materi

Penjelasan

1

2

3

4

5

Pengertian Masyarakat multikultursal

Ciri-ciri masyarakat mukltikultural

Macam masyarakat majemuk atau myltikultural

Faktor penyebab masyarakat multikultural di Indonesia

Ciri kemajemukan masyarakat indonesia

.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

.......................................................................................................

..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

.

26

No

Ringkasan Materi

Penjelasan

6

7

8

Berdasarkan

-ras

-Agama

-Suku bangsa

Masalah yang timbul dari masyarakat multikultural

Ciri-ciri timbulnya disintegrasi

Alternatif pemecahan masasalah akibat masyarakat multikultural

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

27

Lembar Kompetensi Ke.II

Coba anda amati masalah masyarakat multikultural yang ada dan terjadi dilingkungan masyarakat anda, sejauh mana dampak masyarakat multikultural tersebut dalam kehidupan bermasyarakat .

Tipe Kelompok Sosial

Hasil Pengamatan

Alasannya

1

2

3.

Proses Interaksi Sosialnya

a.Antar Ras

b.AntarSuku Bangsa

c.Antar Agama

Permasalahan Yang sering Timbul

Usaha Penyelesaian

.........

.........

.........

.........

.........

.........

..........

.........

.........

.........

..

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

..........................................................................






28

Lembar Kompetensi Ke.III

Diskusi Kelompok:

1. Buatkan suatu kelompok diskusi yang berjumlah 6 kelompok berdasarkan nomor absent ganjil dan genap,dimana setiap kelompok terdiri dari 6 s/d 7 siswa.

2. Tiap kelompok memilih pokok bahasan yang telah ditentukan dengan cara diundi

3. Adapun pokok bahasannya adalah mengenai masyarakat multikultural yaitu permasalahan yang timbul dalam masyarakat multikultural dalam bidang ras,suku bangsa,agama,Profesi yang pernah terjadi di Idonesia

4. Bahan diskusi dibuat dalam bentuk makalah ,dengan bahan materinya diambil dari koran dan majalah dengan isi pokok pembahasan antara lain:pengertian,factor-faktor yang mempengaruhi proses sosial tersebut ,permasalahan yang timbul dengan adanya proses sosial tersebut ,usaha-usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut .

5. Tunjuk 3 siswa sebagai perwakilan kelompok untuk maju ke depan memaparkan hasil diskusi kelompok secara bergantian.

6. Tiap kelompok diskusi harus mencatat proses jalannya hasil diskusi.untuk dilaporkan pada guru pengajar.

Lembar kerja:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................................................………......................................................................................................................................................................................................................…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..........................……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..........................……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

29

UJI KOMPETENSI

A.Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas

1. Sebutkan lima kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia !

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Diferensiasi sosial adalah perbedaan penduduk secara horizontal, tidak bertingkat,. Namun di dalam kehidupan sehari‑hari,masih menunjukkan penggolongan yang bertingkat (stratifikasi). Coba jelaskan !

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Bangsa Indonesia terdiri atas beratus‑ratus suku bangsa dengan adat istiadat serta kebudayaan yang beraneka ragam. Untuk menuju kepada integrasi sosial maka sosial budaya harus ditangani secara profesional. Jelaskan secara garis besarnya !

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Sebutkan lima masalah yang timbul akibat kebhinnekaan budaya kita!

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

6. Jelaskan mengapa golongan tua sulit menerima budaya asing !

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

7. Jelaskan perubahan yang pengaruhnya kecil dalam masyarakat !

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

30

8. Bedakan antara toleransi dan empati !

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9.Usaha-usaha apa yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan asyarakat multikultural baik secara preventif maupun secara represif

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

10.Jelaskan Proses terjadinya natagonisme antar kelompok dalam kehidupan masyarakat multicultural

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

11. Jelaskan secara sosiologis terutama dalam paradigma klasik, Karl Marx melekatkan modernisme dengan kapitalisme.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

12. Jelaskan3 faktor Konflik internal yang terjadi akibat ketidakseimbangan kekuatan yang ada di antara bagian-bagian dalam kelompok sosial

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

13.Jelaskan3 faktor penyebab trjadinya Konflik eksternal.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

14.Jelaskan bagaimana skap kritis terhadap keanekaragaman dan perubahan budaya.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

31

UJI KEMAMPUAN

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!

1.Naluri manusia untuk hidup dengan orang lain diberi istilah ....

a. Socialis c..social animal

b.Manpower d.zoon politkal e. gregariousness

2.Di bawah ini ada pernyataan :

1) Proses sosial

2) Stratifikasi sosial

3) Perubahan sosial

4) Diferensiasi sosial

5) Mobilitas sosial

Manfaat multikultural terbentuk oleh :

a. 1, 2, dan 3 c.3, 4, dan 5

b. 1, 3, dan 4 d.1, 4, dan 5 e.2, 3, dan 4

3.Kita mengagumi adanya cerita‑cerita rakyat seperti yang terdapat di Tapanuli, yaitu …

a. Batu Belah c.Putri Hijau

b. Si Kabayan d.Si Tanduk Panjang e.Jayaprana dan Layonsari

4.Unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat adalah ....

a. kesenian c. Olahraga

b. bahasa d. Teknologi ekonomi e.keagamaan

5.Individu yang sulit menerima budaya asing adalah ....

a. Golongan muda

b. Golongan tua yang masih terikat tradisi

c. Golongan alim ulama

d. Golongan petani

e. Golongan pedagang

6.Kebudayaan nasional merupakan salah satu bidang pembangunan nasional yang dilakukan dengan tujuan utama adalah….

a. Menyelamatkan dan memuliakan warisan budaya bangsa

b. Menarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri

c. Merupakan sumber pendapatan daerah di samping pajak

d. Merupakan harapan masa depan anak‑cucu bangsa Indonesia

e. Mengumpulkan pendapatan bangsa dan negara Indonesia

7.Demi kelestarian budaya bangsa yang beraneka ragam, kita putra daerah harus saling menghormati dan menghargai budaya daerah lain. Pernyataan di atas merupakan pengertian dari ....

32

a. simpati c.. motivasi

b. toleransi d. sugesti e.empati

8.Masyarakat yang rendah mengakui pentingnya toleransi, berarti masyarakat tersebut terbentuk oleh proses ....

a. demokrasi c. autokrasi

b. indoktrinasi d. Dinasti e.monarki

9.Di bawah ini ada pernyataan :

a. Sikap toleransi dan empati

b. Kepastian hukum

c. Pemimpin yang baik

d. Penegak hukum yang pribumi

e. Pemimpin yang berpendidikan luar negeri

10.Untuk melestarikan keanekaragaman budaya bangsa dalam kehidupan bersama diperlukan adanya ....

a. 1, 2, dan 3 c. 1, 3, dan 5

b. 2, 3, dan 4 d. 2, 4, dan 5 e.3, 4, dan 5

11.Apabila bangsa yang satu dengan bangsa yang lain terjadi benturan kepentingan, maka lahirlah konflik ....

a. antarkelompok c. nasional

b. antargenerasi d. secara umum e.internasional

12.Di bawah ini ada beberapa pernyataan :

1) perbedaan warna kulit

2) perbedaan bentuk tubuh

3) perbedaan corak rambut

4) perbedaan cita‑cita

5) perbedaan kesenangan

Sebab‑sebab terjadinya persaingan ras adalah…

a. 1, 2, dan 3 c..2, 4, dan 5

b. 2, 3, dan 4 d.1, 3, dan 5 e.3, 4, dan 5

13.Bentuk integrasi sosial yang paling kecil adalah ....

a. keluarga c. suku bangsa

b. tetangga d. Bangsa e.komunitas

14.Cara untuk meredakan pertentangan di dalam kehidupan bermasyarakat diberi istilah…

a. asosiasi c.akomodasi

b. kooperasi d.Akulturasi e.koordinasi

15.Dawah ini ada pernyataan :

a. tercapai konsensus mengenai norma dan nilai

33

b. norma‑norma konsisten tidak berubah‑ubah

c. anggota masyarakat saling mengisi kebutuhan

d. para warga memiliki cita‑cita tinggi

e. tidak ada perbedaan pendapat di antara warga masyarakat

16.Proses integrasi sosial dapat berhasil apabila ....

a. 1, 2, dan 3 c.1, 4, dan 5

b.2, 3, dan 4 d.2, 4, dan 5 e.3, 4, dan 5

17.Di bawah ini ada beberapa pernyataan

a. proses social c. Stratifikasi sosial

b.perubahan social d. Struktur social e. mobilitas sosial

18.Terbentuknya masyarakat multikultural karena ....

a. 1, 2, dan 3 c.2, 3, dan 4

b.1, 3, dan 4 d.3, 4, dan 5 e.1, 4, dan 5

19.Terhadap kebhinnekaan kebudayaan, bangsa Indonesia ....

a. berusaha menghilangkan perbedaan

b. tidak akan menghilangkan perbedaan

c. berusaha menambah perbedaan

d. mensosialisasikan perbedaan

e. menekan seminim mungkin perbedaan

20.Untuk mempertebal rasa nasionalisme maka kebhinnekaan budaya bangsa Indone­sia kita jadikan ....

a. dasar persatuan bangsa

b. bahan diskusi seminar nasional

c. inspirasi menciptakan mode

d. motivasi memajukan bangsa

e. motivasi kreativitas pemuda

21.Di bawah ini ada pernyataan :

1) Melaksanakan sistem demokrasi

2) Hukum ditegakkan

3) Pelanggar hukum ditindak tegas

4) Banyak mendirikan universitas

5) Adil terhadap rakyat

Dalam masyarakat multikultural, negara harus melaksanakan ....

a. 1, 2, dan 3 c. 2, 3, dan 4

b. 1, 3, dan 4 d. 3, 4, dan 5 e.1, 4, dan 5

22.Musibah di daerah satu akan dirasakan oleh daerah lain menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memiliki sikap ....

34

a. Simpati c.toleransi

b. empati d.fantasi e.partisipasi

23.Yang termasuk ciri‑ciri diferensiasi sosial berdasarkan ras adalah ....

a. masyarakat terbagi dalam kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah

b. masyarakat yang anggotanya terdiri atas berbagai profesi

c. masyarakat yang terdiri dari orang kulit putih, kulit hitam, dan kulit kuning

d. masyarakat yang menganut sistem kasta seperti di India

e. masyarakat teratur yang terdiri dari para penguasa dan yang disukai

24.Di bawah ini ada satu yang termasuk demokratis, yaitu ....

a. penguasa (raja) yang diwariskan pada keturunannya

b. raja (penguasa) yang didapat karena merebut kekuasaan

c. raja sebagai lambang, sedang penguasanya dipilih rakyat

d. presiden yang otoriter, keras, dan tangan besi

e. presiden berkuasa seumur hidup

25.Pada tahun 1998 yang Ialu, di Indonesia terjadi demonstrasi besar‑besaran yang bertujuan menjatuhkan Presiden Soeharto. Peristiwa tersebut disebabkan rakyat kecil merasa diperlakukan semena‑mena oleh pihak penguasa. Hal tersebut di atas termasuk konflik ....

a. diferensiasi sosial berdasarkan beda agama

b. diferensiasi sosial berdasarkan beda umur

c. diferensiasi sosial berdasarkan ekonomi

d. stratifikasi sosial berdasarkan ekonomi

e. stratifikasi sosial berdasarkan sosial politik

26.Salah satu keuntungan masyarakat multietnis adalah ……

a. banyak system nilai yang berbeda

b. mempunyai variasi dalam pembagian warisan

c. mempunyai banyak jenis agama

d. memperkukuh proses toleransi integrasi

e. menjadi daya tarik kepariwisataan

27.Kemajemukan masyarakat Indonesia yang terbesar adalah ……

a. agama dan politik

b. ras kebudayaan

c. agama dan mata pencaharian

d. suku bangsa dan kesenian

e. ras, agama, suku bangsa

28.Pandangan yang mengedepankan kepentinagn sepihak atas dasar budaya kesukuan tertentu yaitu….

a. Primordialisme

35

b. etnosentrisme

c. regionalisme

d. kedaerahan

e. pluralisme

29.Masyrakat heterogen mendorong terbentuknya ………

a. kelompok minoritas

b. kelompok mayoritas

c. kelompok data

d. kelompok interseksi

e. konsolidasi

30.Kemajemukan masyarakat Indonesia ditandai oleh keragaman etnis, adapt-istiadat, serta system kepercayaan atau agama. Perbedaan tersebut akan melahirkan prasangka social yang dapat menimbulkan dis-integrasi bangsa. Prasangka social merupakan …

a. sikap negative anggota kelompok terhadap kelompok lain beserta anggota-anggotanya

b. sikap negative yang diperlihatkan oleh individu terhadap individu yang lain

c. sikap pandang yang ditujukan untuk menilai kelompok lain

d. sikap pandang dari individu dalam kelompok terhadap anggota kelompok lain

e. sikap positif yang diperlihatkan oleh kelompok terhadap kelompok lain.

31.Posisi Indonesia berada diantara dua samudera dan dua benua, menjadi pusat lalu lintas perdagangan. Bersamaan dengan itu para pendagang yang dating banyak yang menyebarkan agama asli mereka, dengan demikian masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multicultural di bidang …

a. perdagangan

b. etnis

c. kepercayaan dan keyakinan

d. kebahasaan

e. profesi

32.Salah satu factor yang menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi multicultural di bidang pluralitas masyarakat dalam adat istiadat dan budaya adalah adanya perbedaan iklim antar daerah di Indonesia, karena …

a. perbedaan tempat secara otomatis menjadikan bangsa Indonesia menjadi plural

b. perbedaan situasi alam menyebabkan perbedaan system masyarakat terhadap lingkungan

c. iklim suatu daerah akan menentukan kesuburan tanah atau hal-hal lain yang sejenis

d. perbedaan tempat tinggal membuat masyarakat sulit untuk menyamakan kebudayaan

e. perbedaan tempat menjadikan masyarakat sering mengubah budayanya.

36

33.Dalam masyarakat multicultural ada kalanya kelompok budaya minoritas kalah oleh kelompok budaya mayoritas. Oleh sebab itu perlu adanya stabilitas dan harmonisasi agar hubungan antara budaya mayoritas dan budaya minoritas tetap seimbang. Dalam hal tersebut maka diperlukan adanya …

a. kebijakan budaya model budaya induk

b. kebijakan budaya model meeting-pot

c. kebijakan budaya model horizontal

d. kebijakan budaya model vertical

e. kebijakan budaya model pendidikan budaya majemuk

34.Perhatikan gambar berikut!




Gambar tersebut menunjukkan adanya proses ....

a. konsolidasi

b. interseksi

c. integrasi

d. kontraversi

e. asimilasi

35.Konflik antarbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. harga diri dan kebanggan kelompok terusik;

b. adanya perbedaan pendirian atau sikap ;

c. adanya benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan);

d. adanya perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnies; dan

e. prubahan yang terlalu cepat sehingga menggangu keseimbangan sistem dan kemapanan.

36.Amatilah gambar berikut

Gambar di atas dapar menunjukkan interseksi sosial antara ....

a. keturunan dan kelahiran

b. daerah asal dan kerurunan.

c. keturunan dan suku bangsa

37

d. daerah asal dan agama

e. agama dan suku bangsa

37.Penyelesaian sebuah konflik politik dilakukan me­lalui perundingan antara lembaga perwakilan rakyat dan lembaga pemerintah. Setelah berhasil sating memahami pendapat yang berkembang, mereka dapat menyepakad konsensus baru sebagai jalan tengah. Bentuk akomodasi tersebut adalah ....

a. kompromi kompetisi

b. kolaborasi mediasi

c. kooperasi

38.Bapak dan Ibu Sosro yang berasal dari Jawa Tengah mendidik putra-putrinya secara adat/ tradisi kejawen, dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo (bahasa yang halus) untuk berkomunikasi dengan yang lebih yang tua. Contoh tersebut menunjukkan adanya hubungan yang erat antara ...

a. sosialisasi dengan kebudayaan

b. kepribadiaan dengan kedaerahan

c. kebudayaan dengan keturunan

d. lingkungan dengan kebudayaan

e. kepribadian dengan lingkungan

39.Di Indonesia terdapat Agama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha sehingga berkembang kelompok-kelompok umat beragama. Hal tersebut menunjukkan adanya diferensiasi sosial yang disebabkan oleh ....

a. setiap agama memiliki perbedaan dalam. beribadah

b. kedudukan manusia di hadapan Tuhan adalah sama

c. setiap umat beragama mempunyai tingkat sosial yang berbeda

d. agama menjadi salah satu faktor pembentuk identitas sosial

e. setiap agama mempunyai kepercayaan ber­dasarkan wahyu

40.Konflik vertikal yang terjadi di Maluku antara pemerintah Indonesia dan gerakan separates Republik Maluku Selatan sudah berlangsung lama. Konflik tersebut dilatarbelakangi kepentingan ....

a. sosial

b. ekonomi

c. budaya

d. politik

e. wilayah

38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar